Setiap menjelang diadakannya acara-acara Wahidiyah,
terutama menjelang pelaksanaan Mujahadah Kubro, Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul
Latif Madjid RA menginstruksikan para pengamal untuk memasang bendera-bendera
dan umbul-umbul perjuangan di rumah-rumah, di kantor-kantor dan jalan protokol.
Pengalaman Rohani 1: Bendera Fafirru Ilallah
Pengalaman rohani tentang bendera perjuangan berikut ini
dialami oleh Kasmuri dari dusun atau desa Ranca Mulya, kecamatan Patok Besi, kabupaten
Subang, Jawa Barat. Pada Kamis malam Jumat dini hari tanggal 25 Juni 2017, Ia
bermimpi meninggal dunia. Dalam mimpi itu, Ia ikut mengantar jenazahnya ke
pemakaman serta menyaksikan penguburannya. Ketika talkin sudah dibacakan untuk
jenazahnya, spontan Ia masuk ke dalam kuburan menembus gundukan tanah.
Ia menjerit dengan suara yang sangat keras sambil
membaca Allahu Akbar dan Ya Sayidi
Ya Rasulullah. Seketika itu muncul cahaya yang menyambut kedatangannya
serta berkata, “Aku Rasulullah, Aku
Nabimu. Ayo ikut aku ke Surga”. Ia pun berjalan mengikuti Beliau dari
belakang. Sampai di halaman depan Surga, Ia melihat bendera Fafirru Ilallah, bendera khas Yayasan
Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo terpasang di semua pintu
Surga.
Ia diajak Beliau SAW
masuk ke dalam Surga. Betapa indahnya bangunan dan taman yang ada di dalamnya.
Di dalam Surga, Ia bertemu dengan semua jamaah Wahidiyah yang telah Ia kenali,
khususnya yang berasal dari daerahnya. Dan hanya dua orang saja yang tidak Ia
lihat. Ia diizinkan oleh Rasulullah SAW
untuk mencari mereka ke kamar-kamar dan ruangan Surga, namun tetap tidak Ia
temukan.
Ketika berada di dalam Surga itu, tiba-tiba Ia teringat
bahwa mereka berdua sudah tidak aktif lagi dan tidak bergabung jamaah Wahidiyah
serta tidak taslim dengan Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA. Pada hari
berikutnya Ia ceritakan kepada dua teman nya yang tidak aktif tersebut. Dan Alhamdulillah atas hidayah Allah SWT, keduanya sadar dan bangkit
kembali tekun bermujahadah dan berjuang bersama jamaah Wahidiyah lainnya.
Kalau teman-teman lebih suka menonton dan mendengar video, tonton versi YouTube nya juga bisa lho, klik video di bawah ini.
Kalau teman-teman lebih suka menonton dan mendengar video, tonton versi YouTube nya juga bisa lho, klik video di bawah ini.
Pengalaman
Rohani 2: Tumbuh-tumbuhan dan Bebatuan Menghormat Kanjeng Romo Kyai RA
Selain memasang bendera dan umbul-umbul, yang tidak
kalah pentingnya adalah menjaga adab saat mengikuti Mujahadah Kubro di
Kedunglo. Banyak pengamal yang dibuka mata batinnya tentang berbagai macam
peristiwa gaib yang terjadi saat Mujahadah Kubro. Seperti dialami Suyitno dari
Tebing Tinggi, Sumatera Utara, saat menghadiri Mujahadah Kubro Muharram tahun
2013 di Kedunglo Kediri pada gelombang ibu-ibu.
Ketika Beliau Kanjeng Romo Kyai RA telah hadir di arena
Mujahadah Kubro. Para peserta Mujahadah sedang berdiri melantunkan tasyafu’an serta istighosah. Tiba-tiba Ia melihat benda-benda (seperti tanah, batu, rumput
dan lainnya) yang ada di dalam dan di sekitar arena Mujahadah Kubro,
mengeluarkan suara ikut bertasyafu’an
dan istighosah. Suaranya sangat jelas
dalam pendengarannya. Ia juga melihat tumbuhan-tumbuhan yang ditempati oleh
peserta Mujahadah Kubro juga mengeluarkan suara:
Ya Sayidi
Ya Ayyuhal Ghouts, Ya Sayidi Ya
Ayyuhal Ghouts.
Semoga dengan dua pengalaman tersebut semakin menambah
keyakinan Kita pada Sholawat Wahidiyah dan Kanjeng Romo Kyai RA, sehingga
semakin bersemangat dalam memperjuangkan Wahidiyah. (dppw)
Sumber:
Majalah Aham Edisi 147 | September 2019 M | Muharram
1441 H
Tags:
wahidiyah