Dalam
setiap acara Wahidiyah, Kita diingatkan untuk senantiasa berhubungan batin
dengan Kanjeng Romo Kyai RA, baik acara tersebut akan dirawuhi langsung oleh
Beliau maupun tidak. Sebab sejatinya acara Wahidiyah adalah acaranya Kanjeng
Romo Kyai RA. Maka dari itu, Beliau akan selalu mengawasi baik sebelum maupun
ketika pelaksanaan acara. Banyak pengamal yang sudah membuktikan, termasuk di
antaranya dua pengalaman rohani berikut ini.
Kanjeng Romo Kyai RA Hadir di Tempat Mujahadah Nonstop
Pengalaman
rohani ini dialami oleh Ibu Suratin (48) asal Desa Sridadi, Kecamatan Muara
Bulian, Batanghari, Jambi. Menjelang pelaksanaan Mujahadah Nisfussanah Provinsi
Jambi (tahun 2009) yang ditempatkan di daerah Sridadi Kabupaten Batanghari,
Jambi, rumahnya ditunjuk oleh panitia untuk digunakan dapur umum dan tempat
Mujahadah Nonstop. Dengan senang hati tawaran panitia ini Ia terima.
Menjelang
hari pelaksanaan, Ia bermimpi Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Kyai RA hadir di
rumahnya, memeriksa tempat yang Ia persiapkan untuk Mujahadah Nonstop dan dapur
serta melihat-lihat lingkungan rumahnya. Tiba sat hari H, Beliau Kanjeng Romo
Kyai RA sudah hadir di Desa Sridadi. Beliau berolahraga bersepeda dengan
beberapa penderek dari Kedunglo serta beberapa panitia. Sebenarnya panitia
telah menentukan rute bersepeda yang tidak melewati depan rumahnya.
Namun,
sungguh di luar dugaan, Beliau RA berbelok arah memasuki jalan yang bukan ketentuan
panitia, melainkan memasuki jalan yang menuju ke rumahnya. Ketika sudah berada
di jalan depan rumah Ibu Suratin, Beliau berhenti sejenak (sekitar 10 menit),
serta mengarahkan pendangan ke rumahnya. Sungguh hal itu di luar dugaan Ibu
Suratin, mimpi uang Ia alami sebelumnya benar-benar menjadi kenyataan.
Kanjeng Romo Kyai RA Memberitahukan Tempat Mujahadah Nisfussanah
Pengalaman
ini dialami oleh Muhammad Lutfi, pengamal Tanjung Jabung Barat, Jambi. Ketika itu
pria kelahiran Batanghari ini hendak mengikuti Mujahadah Nisfussanah Provinsi
Jambi tahun 2008 secara ritual. Ketika sedang bermujahadah, Ia secara terjaga
melihat Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Kyai RA hadir dan mendekatinya. Beliau
dawuh, “Mujahadah Nisfussanah tahun
depan, di tempat Mujahadah Nisfussanah pertama (tahun 2000-red). Dan beritahukan
kepada Khudlori”.
Setelah
memberikan dawuh tersebut, Beliau hilang dari pandangannya. Pada hari
berikutnya, ia menceritakan pengalaman rohani tersebut kepada beberapa Khodimul
Wahidiyah Kabupaten Batanghari. Namun, kebanyakan dari mereka kurang
memperhatikannya. Tetapi, ia juga memakluminya, hal ini mungkin karena sebagian
khodim PW Provinsi Jambi sudah merencanakan bahwa Nisfussanah tahun depan (tahun
2009) ditempatkan di Kota Kuala Tungkal, ibu kota Kabupaten Jabung Barat.
Meski
kurang mendapatkan perhatian, Ia tetap yakin pengalaman rohaninya adalah benar
dan akan terwujud. Ringkas cerita, sampai mendekati hari H panitia belum
mendapatkan tempat yang pasti di kota Kuala Tungkal. Sebab tempat yang dianggap
baik oleh panitia tak kunjung mendapat persetujuan.
Hari
pelaksanaan acara semakin dekat, tempat pun belum didapat. Akhirnya, PW Provinsi
memutuskan tempat acara dipindahkan di Kabupaten Batanghari. Dan oleh PW
Batanghari, acara Mujahadah ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan petunjuk
pengalaman rohani Lutfi. Panitia memutuskan Kanjeng Romo Kyai RA beserta rombongan
ditempatkan di rumah Bapak H. Khudhori, sesuai dengan pengalaman rohaninya. Wallahu A’lam. (dppw)
Sumber:
Majalah
Aham Edisi 146 | Agustus 2019 M / Dzulhijjah 1440 H
Tags:
wahidiyah