Setiap umat muslim pasti memiliki cita-cita untuk menggenapkan rukun Islam, dengan melaksanakan ibadah Haji ke tanah suci. Akan tetapi, biaya yang besar sering menjadi kendala sehingga keinginan tersebut tak mudah diwujudkan. Namun jika Allah sudah memanggil, akan selalu ada jalan untuk mewujudkan. Seperti pengalaman rohani yang dialami oleh H. Nur Hasan Kholish, pengamal asal Pasuruan berikut ini. Bukan hanya itu, selama pelaksanaan rangkaian ibadah Haji, Ia selalu dibimbing oleh Kanjeng Romo Kyai RA.
Didawuhi Beliau RA Bahwa Saya Bisa Berangkat Ibadah Haji
Pada bulan Rojab 2007, sekitar jam 07.30 WIB, antara tidur dan terjaga, Saya melihat Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Kyai RA, memakai jubah putih, datang dari langit menghampiri Saya. Kepada Saya, Beliau RA dawuh atau berpesan: “Nak, istiqomah mengisi dana box. Kamu bisa berangkat ibadah Haji”.
Dalam perhitungan lahiriyah, tidak mungkin Saya dapat menunaikan ibadah Haji, mengingat pekerjaan Saya yang kurang menjanjikan. Pada hari-hari berikutnya, Saya melaksanakan dawuh Beliau RA tersebut, untuk istiqomah berdana box dengan perhatian yang agak serius daripada hari-hari sebelumnya. Saya mengisi dana box sesuai dengan kemampuan Saya. Dan alhamdulillah, atas doa restu Beliau RA, pada bulan Romadhon tahun yang sama Saya bisa daftar ibadah Haji. Dan pada tahun 2009 Saya menunaikan ibadah Haji.
Menunaikan Ibadah Haji Dibimbing Kanjeng Romo Kyai RA
Ketika Saya sudah berada di Makkah Al Mukarromah dan sedang melaksanakan thawaf, ketua rombongan Kami (dari pihak KBIH) ditangkap polisi karena saat di masjid lupa tidak membawa identitas diri. Dan semua anggota rombongan pun, termasuk Saya, menjadi kebingungan karena tidak ada yang memandu ibadah. Padahal, waktu itu di sekitar Kakbah penuh orang yang melakukan thawaf. Rombongan pun akhirnya melakukan ibadah tanpa komando dari ketua.
Waktu itu, Saya agak takut dan bingung, sebab bagaimana nanti kalau kembali ke tempat istirahat tidak tahu jalan. Tiba-tiba Saya mendengar suara Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Kyai Abdul Latif Madjid RA dari arah kanan Saya, serta terasa ada yang memegang kedua bahu Saya. Beliau RA dawuh atau berpesan, “Ayo jalan, jangan susah”. Setelah Saya mendengar suara tersebut, tiba-tiba Saya melihat di sekitar Ka’bah agak lengang. Dan Saya merasa ringan serta nyaman melakukan thawaf.
Demikian juga ketika Saya melaksanakan sa’i, Saya juga mengalami seperti ketika thawaf. Saya mendengar suara Beliau RA lagi yang dawuh atau berpesan, “Ayo jalan, jangan susah”. Dan setelah itu, Saya juga merasa ringan dan nyaman ketika melaksanakan sa’i. Demikian pula dalam melaksanakan rukun ibadah lainnya, Saya mengalami pengalaman rohani yang sama seperti ketika thawaf dan sa’i. Wallahu a’lam. (dppw)
Sumber:
Majalah Aham Edisi 152 | Agustus 2020 M | Dzulhijjah 1441 H