Kembali ke masa lalu, Saya ada artikel lama yang belum sempat di posting. Semoga bermanfaat.
Saya baru tahu kenyataan bahwa dunia kerja akan lebih seram. Selama sekolah sampai kuliah, Saya belum pernah ditolak atau gagal. Memang Saya bukan murid yang pinter banget, tapi kalau daftar di sekolah A ya masuk sekolah A. Kuliah pun begitu, daftar kuliah tiba-tiba masuk di jurusan yang Saya pilih, bahkan tanpa ikut tes, masuk jalur undangan tanpa perlu repot-repot lagi tinggal nunggu daftar ulang.
Saat di bangku kuliah, Kita dipusingkan dengan pertanyaan besar lulus kuliah tepat waktu atau di waktu yang tepat? Tapi, setelah lulus baru muncul beberapa pertanyaan yang lebih besar, cari kerja di mana ya? Kerja apa? Langsung diterima gak ya? Nanti kerjanya susah gak ya atau bisa adaptasi gak ya? Hmm...
Lulus Kuliah, Saya Tidak Pulang Kampung
Setelah lulus, Saya memutuskan untuk tetap di Surabaya berniat menyegerakan mencari kerja. Biar hemat, Saya numpang tidur di rumah teman, btw terimakasih banyak untuk Arifa Tantri yang baik banget mau nampung Saya. hehehe
Selama di Surabaya, Saya melamar pekerjaan dimana-mana, sayangnya lama sekali belum ada yang nyantol. Sedih rasanya. Mencari pekerjaan tak semudah yang Saya bayangkan. Dari mulai pekerjaan yang sesuai passion, sesuai jurusan sampai profesi selain itu pun Saya lamar. Tapi, hasilnya nihil. Ada beberapa yang dipanggil untuk interview, tapi tidak lolos. Berencana ikut teman melamar kerja ke Jakarta, tapi tidak mendapat izin orang tua.
Akhirnya Saya menyerah dan pulang ke kampung halaman, mencari restu Ibunda. Saya mencoba mencari kerja di rumah, Kabupaten Lumajang. Ketemu lah dengan lowongan kerja posisi frontliner di PT. Pos Indonesia. "Wah, BUMN nih". Gitu deh kira-kira pemikiran Saya waktu itu. Bersegeralah Saya mencari info tentang posisi tersebut, frontliner itu apa? Kerjanya ngapain? Gajinya berapa? dan lain-lain.
Melamar Kerja sebagai Frontliner PT. Pos Indonesia
Frontliner merupakan profesi di bidang pelayanan, di PT. Pos Indonesia, frontliner bekerja melayani customer yang ingin melakukan pengiriman via pos. Bekerja sebagai frontliner di kantor pos bisa jadi batu loncatan untuk mencari pengalaman di dunia kerja, terutama bagi fresh graduate atau yang baru lulus kuliah seperti Saya. Bekerja di bidang pelayanan dan jasa akan membantu Kamu untuk lebih cekatan, terbiasa bekerja cepat, tepat, akurat, juga dapat mengasah kemampuan komunikasi dan penyelesaian masalah.Berikut tugas dan tanggung jawab seorang frontliner kantor pos:
>> melayani transaksi pengiriman pelanggan berupa barang, uang dan lain-lain
>> bertanggung jawab atas kesesuaian transaksi sesuai jam kerja masing-masing
>> memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan
>> bersikap sopan dan berpenampilan rapi serta selalu ramah kepada pelanggan
>> mampu menyelesaikan masalah dan memberikan solusi yang tepat bagi pelanggan
Walk In Interview di Kantor Pos Lumajang
Dengan penuh semangat Saya melamar pekerjaan frontliner di Kantor Pos Lumajang, seingat Saya kala itu langsung walk in interview. Jadi, pelamar langsung datang ke kantor pos Lumajang membawa berkas yang dibutuhkan. Untuk outfit nya standar pelamar kerja, baju putih dan celana/rok hitam plus kerudung hitam bagi muslimah.
Berkas-berkas yang peru dibawa saat walk in interview, antara lain:
1. Surat Lamaran Kerja
2. CV / Resume
3. Fotokopi Ijazah Terakhir
4. Fotokopi Akta Lahir
5. Fotokopi KTP
6. Fotokopi SKCK
7. Pas Foto uk. 4x6
Saat itu, Saya datang sekitar setengah jam sebelum walk in interview dimulai. Setelah banyak pelamar lain datang, Kami diminta untuk ke ruangan sebelah. Di sana sudah tertata rapi kursi untuk pelamar kerja. Sebelum duduk, Kami perlu mengisi absen lalu mengambil kertas dan pensil untuk keperluan tes.
Di hari pertama, ada psikotest berisi soal matematika, premis, gambar, kepribadian dan lainnya, seperti psikotest pada umumnya. Soal psikotest ada dua lembar bolak-balik, sebagai tips, Kamu juga bisa cari contoh soal psikotest lamaran kerja di gugel. Setelah psikotest, Kami langsung pulang, tinggal menunggu pengumuman hasil dan tes berikutnya.
Selang beberapa hari atau satu mingguan kali ya, Saya dapat info dari teman kalau pengumumannya sudah keluar dan diumumkan melalui media sosial facebook atau instagram. Alhamdulillah, Saya lolos. Setelah itu, Kami yang lolos diminta datang ke kantor pos untuk wawancara. Ada sekitar 5 orang waktu itu, entah hari sebelumnya atau besokannya ada lagi Saya kurang tahu. Wawancaranya satu per satu, intinya perkenalan diri dan tanya jawab seputar pekerjaan, gaji dan lain-lain. Setelah selesai, Kami pun pulang dan menunggu pengumuman selanjutnya.
Diterima di Posisi Lain
Saat wawancara, ada pertanyaan yang membuat Saya curiga, si bapak tiba-tiba cerita kalau kantor pos juga membutuhkan karyawan marketing. Beliau menjelaskan cara dan kontrak kerja karyawan marketing dan menawarkan posisi tersebut kepada Saya. Beliau bilang posisi frontliner saat itu akan diambil dua orang saja. Kebetulan, saat itu juga dibutuhkan kurir dan marketing media. Posisi kurir tentu saja tidak cocok dengan Saya, kriterianya saja pria. Nah, Saya ditawarin gini, kalau nanti tidak lolos frontliner, apakah mau ditempatkan di posisi marketing media?
Dag... Dig... Dug...
Saya mikirnya gini, kalau Saya bilang mau, pasti langsung ditempatkan di posisi itu. Kalau Saya bilang tidak mau, kesannya gimana gitu ya, mau dikasi pekerjaan kok nolak. Akhirnya jawaban Saya adalah, prioritas Saya ingin bekerja sebagai frontliner, tetapi kalau tidak lolos Saya tidak mengapa ditempatkan di posisi marketing media. Saya bingung, apa jawaban Saya tadi sudah benar ya? Tapi Saya maunya kerja sebagai frontliner, gimana dong.
Selang beberapa hari, pengumuman sudah dipajang di instagramnya pos indonesia. Dan.. jeng.. jeng.. jeng.. Saya lolos bersama dua orang lainnya. Sayangnya, Saya diterima di posisi marketing media. Duh, Saya udah kecewa duluan. Saya membayangkan marketing itu kerjanya susah dan target, terus biasanya sering di lapangan. Saya kan maunya kerja di ruangan tanpa perlu keluar panas-panasan. Dan kalau gak target akan di berhentikan, Saya gak mau dong baru tiga bulan kerja terus diberhentikan.
Akhirnya setelah kegalauan yang haqiqi menyerang, Saya putuskan untuk tidak menerima pekerjaan ini. Sebenernya Saya merasa egois banget, masih labil. Sampai saat ini Saya merasa sedikit menyesal kenapa waktu itu tidak mencoba untuk menjalani pekerjaan marketing media , setidaknya untuk cari pengalaman baru. Banyak lho yang pengen lolos, Saya yang lolos malah memilih melepas kesempatan ini.
Buat Kalian yang lagi cari kerja. Coba jangan lihat dari segi gaji atau seberapa susah pekerjaannya. Yang terpenting adalah mendapatkan pengalaman kerja dan tujuannya untuk membiasakan diri dari yang awalnya mental pelajar atau anak kuliahan menjadi mental pekerja. Karena bekerja akan menjadi aktivitas utama kita setelah dunia sekolah atau kuliah. Bakalan bertahun-tahun kerja, jadi harus siap mental dulu. Cari pengalaman, ilmu dan teman yang banyak.
Selamat berjuang para pencari kerja! Jangan lupa kalau sudah dapat kerja, berdoa terus supaya kerjanya barokah. Jadi bukan capek doang, barokahnya juga dapet. Aamiin.
Akhirnya bekerja dimana kak
BalasHapusDihatimu😅
Hapus