Setiap ibu saat mempersiapkan program hamil pasti ingin semuanya berjalan lancar. Itulah sebabnya calon ibu perlu belajar tentang tips kehamilan sehat. Pun tak terkecuali, berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin hingga masa melahirkan.
Sayangnya,
di Indonesia sendiri ternyata masih banyak yang mengalami kelahiran tidak
normal. Hal itu meliputi bayi lahir cacat, kematian bayi setelah melahirkan,
bayi sungsang, terlilit tali pusar dan lain sebagainya.
Kelahiran tidak
normal bisa saja terjadi ketika ibu hamil mengalami kehamilan risiko tinggi dan
tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Kehamilan risiko tinggi atau yang sering
disingkat kehamilan resti adalah ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang kurang
baik hingga buruk. Untuk itu, perlu mendapatkan perawatan ekstra hingga
penanganan khusus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Contohnya seperti
Aku. Aku lahir sebagai bayi sungsang dengan posisi bokong keluar dulu.
Hebatnya, ibuku berhasil menjalani persalinan normal dengan lancar. Hal ini bisa
terjadi karena ibuku tetap tenang dan selalu melakukan konsultasi dengan dokter
dan bidan sehingga mendapatkan pengawasan dan perawatan yang tepat sampai masa
persalinan.
5 Kategori Kehamilan Risiko Tinggi
Kondisi kehamilan
risiko tinggi tentu saja tidak diinginkan oleh setiap calon ibu dan orang tua.
Namun jika hal ini terjadi, maka harus ditangani dengan baik agar tidak
menimbulkan masalah yang lebih besar. Itulah sebabnya setiap calon ibu hamil
juga perlu mengenal apa saja kategori kehamilan risiko tinggi dan bagaimana
cara menanganinya.
.
1. Kehamilan dengan Usia Rentan
Ibu hamil di
bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun termasuk kategori kehamilan risiko
tinggi karena merupakan usia rentan. Kehamilan usia rentan berisiko mengalami
tekanan darah tinggi, diabetes, perdarahan berlebih, operasi Caesar, hingga
bayi lahir dengan sindrom down dan masalah kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, tips
saat hamil di usia rentan disarankan lebih sering melakukan konsultasi dengan
dokter.
2. Kehamilan dengan Risiko Preeklamsia
Preeklamsia
yaitu ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan darah mulai usia kehamilan
20 minggu. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bayi lahir
dengan risiko berat badan lahir rendah. Jika Ibu memiliki riwayat tekanan darah
tinggi, maka sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan tekanan
darah tetap stabil selama kehamilan hingga melahirkan.
3. Perkembangan Janin Lambat
Masalah atau
komplikasi kehamilan seperti perkembangan janin lambat, bayi lahir prematur
atau cacat lahir juga bisa terjadi. Oleh karena itu, ibu hamil perlu melakukan
USG secara rutin untuk mengetahui perkembangan janin. Dengan melakukan USG dan
konsultasi rutin, ibu dan janin akan mendapatkan diagnose dan pengawasan dari
para medis.
4. Risiko Bayi Lahir Sungsang
Bayi sungsang
adalah kondisi saat bayi dalam kandungan tidak berada pada posisi yang tepat ketika
mendekati persalinan. Posisi sungsang yaitu posisi kaki atau bokong bayi yang
keluar lebih dulu, padahal yang seharusnya kepala bayi keluar lebih dulu. Hal ini
tentu berisiko pada janin jika ibu melahirkan normal. Jadi, harus dilakukan
konsultasi atau ikut senam hamil supaya posisi bayi dapat berputar seperti
seharusnya.
5. Ketuban Pecah Dini
Dikatakan ketuban
pecah dini adalah ketika kantung ketuban pecah pada usia kehamilan kurang dari
37 minggu. Ketuban pecah dini sangat berisiko pada keselamatan bayi dan dapat
menyebabkan bayi lahir prematur. Hal ini karena ketika ketuban pecah maka tidak
ada perlindungan lagi bagi janin sehingga harus segera dilahirkan.
Tips Kehamilan Sehat untuk Ibu dan Janin
Setiap wanita memiliki pola makan, pola tidur dan pola stress yang berbeda-beda sehingga kondisi kesehatannya juga unik. Begitu juga ketika seorang wanita mempersiapkan atau menjalankan masa kehamilan, kasusnya bisa berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan.
Oleh sebab itu, wanita yang sedang hamil atau mempersiapkan
kehamilan perlu melakukan konsultasi dengan ahlinya. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan
kehamilan sehat.
Kenapa Hamil Harus Sehat?
Ibu hamil
yang sehat atau tidak memiliki riwayat sakit juga berisiko mengalami kehamilan
risiko tinggi dan berbagai komplikasi kehamilan lho. Contohnya masalah stunting yang banyak terjadi di Indonesia. Itulah sebabnya kehamilan
harus dipersiapkan dengan matang bahkan sejak sebelum ibu dinyatakan hamil. Tak
hanya sehat secara fisik, ibu hamil juga harus sehat secara psikis dan siap
mental.
Sehatkan ibu hamil, cerdaskan generasi bangsa. Karena generasi emas Indonesia dimulai dari hamil yang sehat.
Penting sekali
untuk melakukan konsultasi program kehamilan dan juga pemeriksaan rutin selama
kehamilan untuk mempersiapkan persalinan sehat dan lancar. Dokter dan para
medis akan membantu memberikan insight dan tips hamil sehat sampai melahirkan. Semakin
banyak ibu hamil yang sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya, maka generasi
bangsa semakin cerdas dan berkualitas.
Bagaimana Cara Mempersiapkan Kehamilan Sehat?
Perlu
diketahui bahwa kelahiran tidak normal maupun stunting bisa saja terjadi. Salah satu
penyebabnya yaitu karena kurangnya literasi dan edukasi terhadap calon ibu
hamil dan calon orang tua. Banyak yang masih mempertanyakan hal-hal dasar. Contohnya
seperti makanan yang baik untuk ibu hamil, makanan yang dilarang untuk program
hamil, pantangan ibu hamil hingga mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.
Wawasan tentang
kehamilan sehat juga minim sehingga perawatan selama masa kehamilan kurang
maksimal. Untuk itu, berikut ini tips mempersiapkan kehamilan sehat.
- Mempersiapkan kehamilan di usia yang tepat, juga persiapkan kesehatan fisik dan mental
- Konsultasi untuk memulai program hamil, diskusikan juga bila memiliki riwayat kehamilan risiko tinggi
- Atur pola hidup sehat, termasuk pola makan dan konsumsi obat/vitamin sesuai saran dokter
- Rutin konsultasi, USG dan cari tahu tips saat hamil supaya tetap sehat hingga persalinan
- Tentukan persalinan terbaik sesuai saran dokter, baik persalinan normal maupun SC
Kehamilan Sehat Bisa Mencegah Stunting
Selain itu,
ada satu masalah lagi nih yang harus diperhatikan oleh calon ibu hamil yaitu
tentang stunting yang kini banyak terjadi di negara Kita. Hingga kini, stunting
menjadi salah satu problem yang cukup diperhatikan oleh pemerintah.
Sampai-sampai
pemerintah meluncurkan UU cuti 6 bulan untuk ibu hamil. Tujuannya supaya
perawatan kehamilan sampai persalinan dan pasca persalinan bisa optimal dan
supaya angka stunting di Indonesia bisa menurun.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah
kondisi gagal tumbuh pada anak usia balita dimana biasanya ditunjukkan dengan kurangnya
berat badan atau tinggi badan anak. Yang perlu diketahui ibu-ibu adalah bahwa
stunting ini baru kelihatan setelah anak berusia 2 tahun dan penyebabnya karena
kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan.
Stunting bisa dicegah dengan memaksimalkan pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan bayi dihitung sejak 270 hari dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Jadi kalau
anak terindikasi stunting itu sebenarnya sudah telat dan sangat disayangkan karena
sejak bayi di dalam kandungan sudah mengalami kekurangan gizi. Hal ini
menyebabkan pertumbuhannya jadi kurang optimal. Selain itu, stunting juga bisa
berpengaruh pada perkembangan otak dan stimulasi anak. Bukan Cuma fisiknya,
kemampuan otaknya bisa ikut terlambat jika orang tua dan lingkungan kurang
mendukung.
Bagaimana Mencegah Stunting dengan Kehamilan Sehat?
Apa hubungannya
kehamilan sehat dengan pencegahan stunting? Tentu ada hubungannya karena
kehamilan sehat bisa mencegah terjadinya stunting.
.
Dengan mempersiapkan
program hamil sehat, maka akan diperhitungkan dan dipersiapkan kebutuhan ibu maupun
janin dari masa sebelum hamil, masa kehamilan hingga pasca melahirkan. Bagaimana
cara mencegah stunting?
>> Pencegahan Stunting Sebelum Kehamilan
Mencegah stunting
adalah sebuah perjalanan panjang. Itulah sebabnya harus dipersiapkan sejak masa
sebelum kehamilan. Bagi orang tua yang sedang merencanakan kehamilan harus
diperhatikan dari kesiapan fisik dan juga mentalnya.
Perbanyak edukasi
tentang kehamilan itu sendiri, pastikan lingkungan dan sanitasi bersih, jaga pola
makan, pola tidur dan pola hidup sehat. Sedangkan untuk asupan gizi harus
dipersiapkan bahkan sejak 3 bulan sebelum kehamilan. Disarankan minuman
suplemen atau vitamin seperti asam folat, zat besi dan vitamin D. konsultasi
dulu dengan dokter jika ingin memulai program hamil.
>> Pencegahan Stunting di Masa Kehamilan
Kemudian saat
hamil, juga perlu diperhatikan sejak trimester 1, 2 hingga 3. Lakukan USG dan
juga konsultasi untuk mengetahui kondisi janin. Terkait stunting, melalui USG dokter
bisa memantau pertumbuhan ukuran janin seperti ukuran kepala, tulang paha, dan
lainnya.
Jika
pertumbuhannya terlambat, maka harus segera dikejar dengan upaya-upaya
pemenuhan gizi dan suplemen sesuai anjuran dokter. Selain itu, gaya hidup dan
pola olahraga ibu juga berpengaruh. Contohnya jika ibu rajin senam hamil maka
metabolisme akan baik dan oksigen mengalir dengan lancar sehingga mendukung
pertumbuhan janin.
>> Pencegahan Stunting Pasca Melahirkan
Setelah melahirkan
atau setelah persalinan pun masih harus dijaga tumbuh kembangnya agar terhindar
dari stunting. Pemenuhan gizi dan nutrisi bayi serta pemberian ASI harus
maksimal. Begitu juga dengan perawatan bayi dan pemberian vaksinasi pada bayi. Harus
ada pendampingan dari dokter atau bidan untuk membantu ibu dan bayi tetap sehat
dan terhindar dari stunting.
Terkait tumbuh
dan kembang anak, ibu-ibu harus bisa membaca buku KIA yang biasanya diberikan
saat posyandu. Ini penting sekali untuk deteksi dini perkembangan anak di
usianya masing-masing. Buku KIA bisa jadi patokan buat ibu-ibu apakah anak
sudah berkembang dengan baik sesuai usianya.
Mempersiapkan Program Hamil bersama Klinik Kehamilan Sehat
Kehamilan merupakan
sebuah anugerah dan banyak dinantikan oleh keluarga. Itulah sebabnya, kehamilan
harus dipersiapkan dengan baik supaya sehat, stabil dan lancar hingga
persalinan. Kami mengajak para ibu maupun calon ibu untuk mempersiapkan
kehamilan sehat bersama Klinik Kehamilan Sehat.
Klinik Kehamilan Sehat merupakan
klinik kehamilan milik PT. Kehamilan Sehat Sejahtera. Di klinik tersebut tersedia
layanan konsultasi untuk mempersiapkan program hamil, pemeriksaan kehamilan, USG,
senam ibu hamil hingga layanan persalinan normal.
Klinik Kehamilan
Sehat telah berdiri sejak tahun 2016 dan merupakan inisiasi dari Agus Jatmika
Soegiarto bersama para ahli kesehatan. Hingga saat ini sudah ada 15 cabang
klinik Kehamilan Sehat (KS) yang tersebar di kota Tangerang, Jakarta Timur,
Bekasi, Palembang, Bandung dan juga di Surabaya.
Wahh banyak juga yaa resiko kehamilan jika hamil diatas umur 35 tahun.. Bener-bener harus jaga kesehatan..
BalasHapusNah, lebih baik memang ikut program hamil dari klinik kesehatan terpercaya saja yaa seperti Klinik Kemahamilan sehat
kehamilan memang perlu dipersiapkan dengan matang dan ada banyak keuntungannya jika ikut program hamil, salah satunya menghindari kehamilan resiko tinggi
Hapus"...kehamilan harus dipersiapkan dengan baik supaya sehat, stabil dan lancar hingga persalinan."
BalasHapusSetuju banget dengan kalimat tersebut Sebab, kondisi hamil adalah kondisi yang "istimewa".
Ada beberapa teman yang kena preeklamsia. Beberapa waktu setelah melahirkan meninggal. Sedih banget.
Makanya berkaca dari pengalaman itu, hati-hati banget pas hamil.
he.em sedih banget kalau denger kabar kehamilan dan persalinan yang tidak normal. jadi was-was juga ya. jadi mulai sekarang calon ibu harus mempersiapkan kehamilan sehat dengan baik
HapusKeren, lagi merencaakan kehamilan jg nih semoga yang terbaik buat kami
BalasHapusaamiin, saya juga nih semoga sehat dan lancar semuanya ya
HapusAku dulu kena preeclampsia Mbak. Sebenarnya rutin periksa tapi ya gitu deh, mungkin karena stres dan sudah jalannya
BalasHapusKlinik kehamilan sehat ini terjangkau harganya tapi service dan layanan tidak kaleng kaleng.
BalasHapusKalau di atas 35+ emang udah risiko tinggi sih ya mba buat hamil. jadi banyak banget kendalanya, dan emaknya harus makin strong. Tapi bisa juga kan promil di Klinik Kehamilan Sehat? Apalagi pro normal, suka deh!
BalasHapusSaya hamil di usia 35 tahun. Jadi dua anak SC semua. Alhamdulillah sehat sampai lahiran, cuma saya yg was-was terus. Apalagi pas SC kedua...wadidaw...malah nervous
BalasHapusTipsnya sangat bermanfaat Mbak. Akupun waktu udah masuk usia 40 tahun sudah berusaha stop pada diri sendiri untuk tidak lagi lahiran di usia ini, padahal pengen nambah. Bismillah demi kesehatan juga yaa, Alhamdulilah suami sepakat.
BalasHapusMakasih mbaaa ilmunya dan rekomendasi kliniknya. Duh jadi pengen coba periksa ke sana. Aku jalan 8 bulan mbaaa pas kemarin 7 bulan masih sungsang moga bukan ini udah mapan dengan baik aamiin
BalasHapusDi tempat saya Cianjur belum ada cabang Klinik Kehamilan Sehat nih. Paling dekat ke Bandung. Semoga kedepannya bisa segera ada cabang KKS di Cianjur. Aamiin ...
BalasHapusSetuju dengan program kehamilan sehat, karena akan berpengaruh terhadap proses kelahiran nantinya. Kalau ibu dan janin sehat, tentu akan berpengaruh terhadap mental ibu dalam menjalani masa kehamilannya.
BalasHapusKeren artikelnya kak, karena hamil bukan sekadar hamil ya, harus dipersiapkan dengan sangat matang agar terhindar dari risiko yang membahayakan ibu dan janin.
BalasHapusAh iya, ada juga ya beberapa kehamilan yang berisiko
BalasHapusHarus dijaga dan didampingi oleh ahlinya ya mbak
Seperti klinik kehamilan sehat ini
Jadi perempuan memang berat ya, Kak. Aku selalu salut sama ibu-ibu hamil yang berjuang, apalagi dengan risiko tinggi. bayangin betapa strongnya mereka ini bikin ngiri. Aku belum sampai di fase itu, hehe. :")
BalasHapusMashaAllah~
BalasHapusSegalanya membutuhkan persiapan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan yaa.. Termasuk ketika memasuki usia kehamilan. Salah satu pertimbangan mengapa menikah di usia tepat adalah mempersiapkan calon anak agar tidak mengalami Kehamilan Risiko Tinggi.
Sebaiknya memang perencanaan kehamilan dilakukan sejak awal menikah. Kadang memang ada yang dikaruniai buah hati ketika usia sudah lewat 35 tahun. Semoga dengan konsultasi rutin dan intens ke dokter proses kehamilan hingga persalinan bisa lancar, bayi dan ibunya selamat tak kurang suatu apapun.
BalasHapusYang aku suka di klinik Kehamilan Sehat ini, ada senam hamil bareng couple. So Sweet.
BalasHapusstay safe and stay healthy everyone :D
BalasHapusAku jadi inget dl mamaku hamil aku umur 35, beresiko ternyata yaaa...alhamdulillah bisa selamat 22nya :) makasi infonya mba
BalasHapus