Belakangan ini sering sekali Kita mendengar tentang bisnis startup yang
memberikan inovasi di bidang teknologi dan informasi. Startup yang Kita kenal
umumnya menyediakan produk atau layanan berbasis internet/online.
Sebenarnya, startup itu sendiri lebih merujuk pada perusahaan baru atau
perusahaan rintisan yang masih bertumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu, bisnis startup memerlukan MVP alias Minimum Viable Product untuk membantu
mengembangkan sebuah produk atau layanan mereka.
Lalu apa itu Minimum Viable Product atau MVP dalam bisnis startup ?
Sepertinya Saya lebih familiar dengan istilah MVP dalam game. Hehehe... Jadi kali
ini Kita belajar konsep dasar MVP dulu ya.
Apa Itu MVP dalam Bisnis Startup?
Dalam dunia bisnis terutama bisnis startup, MVP adalah sebuah strategi
dasar untuk mengembangkan produk baru. Konsep MVP yaitu menjawab kebutuhan atau
permasalahan secara sederhana dengan mengedepankan fungsi produk/layanan.
Intinya jangan muluk-muluk dulu, tetapi fokus pada nilai fungsi produk dan
manfaatnya untuk pelanggan. Dengan kata lain, buatlah produk yang sederhana,
fungsional dan cukup menarik untuk dicoba pelanggan.
Catat! Ada 3 Tahapan dalam Strategi MVP
Dengan menerapkan konsep MVP pada peluncuran produk baru dalam bisnis startup, secara tidak langsung juga turut membangun hubungan baik dengan
pelanggan. Selain itu juga meningkatkan kepercayaan pelanggan jika ada feedback
dan penyempurnaan produk.
Gimana? Menarik sekali ya obrolanku tentang MVP kali ini, penting banget
untuk strategi bisnis bagi pemula maupun profesional. Terkait Minimum Viable
Product alias MVP yang akan Kita pelajari, ada 3 tahapan dalam MVP yang
merupakan strategi dasar dalam bisnis startup. Apakah itu?
1. Pahami Masalah atau Kebutuhan Publik
Poin pertama dalam konsep MVP adalah mencari dan memahami masalah/kebutuhan
pelanggan. Untuk membuat produk/layanan yang menarik dan layak untuk pelanggan,
tentu saja harus paham dulu masalah atau kebutuhan mereka. Coba lakukan riset
mendalam tentang permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat.
Akan lebih bagus lagi jika Kamu sudah memiliki target pasar atau calon
pelanggan. Target pasar bisa dilihat dari kategori usia, pekerjaan, gender dan
lain-lain. Dengan adanya target pasar yang jelas, akan membantu lebih fokus
mencari masalah atau kebutuhan mereka.
2. Pecahkan Masalah secara Sederhana
Setelah paham betul apa permasalahan/kebutuhan target pasar, poin kedua
dalam konsep MVP adalah memecahkan masalah secara sederhana dengan mengedepankan
fungsi dan manfaat produk. Kenapa harus sederhana? Karena pelanggan tidak mau
ribet, maunya langsung ada solusi.
Jadi, itulah mengapa konsep Minimum Viable Product lebih mengutamakan nilai
fungsi dan efektivitas produk dalam menyelesaikan masalah. Dengan begitu,
target pasar akan lebih tertarik untuk mencoba produk/layanan yang diluncurkan.
3. Buat Skala Prioritas untuk Fitur Produk
Selanjutnya, poin ketiga dalam konsep MVP adalah menentukan fitur apa yang
akan dimunculkan pada produk/layanan yang Kamu ciptakan. Fitur produk akan
membantu mempermudah pengguna untuk mendapatkan kebutuhan mereka.
Namun, fitur-fitur tersebut juga harus relevan dan tidak berlebihan. Itulah
sebabnya dalam poin ketiga ini disarankan untuk membuat skala prioritas untuk
menentukan fitur mana yang paling cocok. Untuk fitur utama tentu saja harus menjawab
permasalahan yang ada, kemudian bisa ditambahkan fitur pendukung lainnya.
Pentingnya MVP untuk Startup Sukses dan Berkembang
Tujuan menerapkan MVP atau Minimum Viable Product adalah untuk membantu
pengembangan produk/layanan baru. Dengan konsep MVP, Kamu bisa lebih cepat
menciptakan produk dan mendapatkan feedback langsung dari pelanggan/pengguna. Hal
ini tentu sangat berguna untuk menyempurnakan produk itu sendiri.
Mengingat begitu banyak manfaat dan keuntungan MVP, dapat dikatakan bahwa MVP
adalah salah satu kunci sukses dalam bisnis startup. Berawal dari suksesnya
strategi MVP dalam peluncuran sebuah produk/layanan, akan muncul banyak feedback
untuk membantu perkembangan bisnis Kamu.